Waspadai Aliran Sesat Syekh Siti Jenar

Waspadai Aliran Sesat Syekh Siti Jenar mungkin kata-kata ini pernah terdengar ditelinga anda atau terbaca oleh anda sekalian! Sebenarnya kata tersebut kurang pas, harusnya lebih diperjelas Waspadai Aliran Sesat Yang Mengatasnamakan Syekh Siti Jenar atau Waspadai Aliran Sesat Yang Membawa Nama Ajaran Syekh Siti Jenar. Mengapa demikian! Tentunya hal ini perlu kita sikapi bagaimana agar kita tidak terbawa arus menjalani sesuatu yang tidak kita pahami dengan benar yang mengatasnamakan kepopuleran salah satu waliyullah terutama Syekh Siti Jenar. Banyak orang mengaku ini itu demi keuntungannya sendiri memakai atribut aliran atau ajaran Syekh Siti Jenar. Jika Bang Roma yang bilang pasti sungguh TERLALU!!!
Syekh Siti Jenar merupakan waliyullah yang sampai saat ini masih diperdebatkan, dianggap kontroversi karena ada oknum yang memanfaatkan hal tersebut.
Penulis buku Syekh Siti Jenar bikin cerita bikin kisah tentu harapannya bukunya laris terjual dipasaran. Dukun membuat merekayasa dapat wisik gaib dari Syekh Siti Jenar comot buku/primbon sana sini mengatakan ini wejangan Syekh Siti Jenar tentu harapannya agar dianggap sakti waskita, demikian juga kyai ustadz memakai atribut dan membicarakan Syekh Siti Jenar tentu agar menarik perhatian massa, juga orang-orang yang berkepentingan lainnya, bahkan orang non muslim memakai nama Syekh Siti Jenar untuk memikat orang agar tertarik masuk keranah mereka.
Banyak orang berpendapat ini itu dan tentunya syah-syah saja. Mau gimana lagi mau ngoceh mau nebeng nama Syekh Siti Jenar kan itu urusan guwe, ngapain lu ikut campur! Guwe kan biang kerok :D
Orang mudah sekali bilang Waspadai Aliran Sesat Syekh Siti Jenar, sebenarnya bukan ajarannya Syekh Siti Jenar yang sesat, tetapi oknum yang membawa atribut dan memakai nama Syekh Siti Jenar, baik itu dari aliran kepercayaan jawa yang dikenal kejawen maupun berbasis agama islam berbau tasawuf, ini yang perlu dipertanyakan kesesatannya dimana!
Memakai nama Syekh Siti Jenar tentu membuat daya darik tersendiri menggiring orang datang pada oknum tersebut, terlebih dikaitkan klenik berbau mistis pasti laku keras dipasaran, dan itu terbukti.
Orang sekarang memang pinter-pinter tapi sayang untuk minteri orang lain kerjaannya. Lagian orang di indonesia ini banyak yang bodoh dan mau dibodohi. Siapa yang pinter cari sensasi pasti yang dilihat publik, ini pun juga sangat terbukti, makanya pinter-pinter bikin pencitraan diri.
Syekh Siti Jenar tidak pernah bikin sensasi apalagi pencitraan dirinya, justru orang lain yang membuat pencitraan dirinya namun sayang dibbalik itu ada undang dibalik batu. Yang alim yang katanya ahli sunah wal jamaah langsung tuding itu sesat, yang sesat siapa dan apanya tidak diperjelas! Bodoh bin goblok sekali dia, jika ngomong aliran Syekh Siti Jenar sesat! bukan Syekh Siti Jenar maupun alirannya yang bener tapi orang yang membawa atribut dan nama besar Syekh Siti Jenar yang mengaku-ngaku alirannya itu yang patut dipertanyakan. Inilah orang bijaksana dalam berpikir dan menujukkan seorang muslim yang baik. Jadi jangan sampai salah kaprah dalam menilainya dan mengklaim sesatnya aliran atau ajaran Syekh Siti Jenar. Belajar sejarah dulu dan ambil segi positifnya, cuma modal baca buku yang tidak jelas itu yang nulis siapa langsung main sikat habis. Banyak bukti yang hilang terkait Syekh Siti Jenar, jadi seharusnya perlu diteliti kebenarannya, anak turunnya saja hanya mengetahui cerita secara turun temurun dan itu bisa diragukan, makanya cerita pada kami tidak berani memastikan kebenarannya, namun jika dipikir secara logika jika itu masuk akal tentu kebenaran bisa diterima.

Waspadai Aliran Sesat Syekh Siti Jenar, ini jelas salah!!!
Waspadai Aliran Sesat Yang Mengatasnamakan Syekh Siti Jenar, ini yang benar!!!
Waspadai Aliran Sesat Yang Membawa Nama Ajaran Syekh Siti Jenar, ini baru tepat!!!

Jadi bahasa harus jelas dan tegas, jika terkait kebenaran! Ada satu hadist terkan menyampaian kebenaran walau satu ayat, seperti hadist "Ballighuu 'anny walau ayah" بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً
“Sampaikanlah Dariku (yakni dari Rasulullah SAW) walau hanya satu ayat” (HR Al-Bukhari 3/1275 no 3274)
Itupun tidak asal menyampaikan, karena sebelum menyampaikan kita harus memperhatikan :
1. Ilmu yang disampaikan haruslah shahih, yang berasal dari al-qur’an dan as-sunnah yang shahih, bukan hadits-hadits dhaif atau maudhu'.
2. Ilmu yang disampaikan harus disampaikan dengan pemahaman yang benar. Karena bisa jadi ilmu tersebut walaupun shahih, tapi ternyata kita tidak memahaminya seperti yang diinginkan Allah dan RasulNya.
3. Ilmu yang disampaikan hendaknya disertai penguasaan yang baik; yang kita harus benar-benar memahami Ilmu tersebut. Yang dengan penguasaan yang baik ini, kita bebas dari segala kerancuan/ kesalahpahaman/ kekeliruan terhadapnya. Penguasaan yang baik juga akan menjadikan kita berdiri diatas bayan (penjelasan) yang terang, jelas dan keyakinan (tanpa keragu-raguan dan kerancuan). Kita pun mengetahui jawaban-jawaban syubuhat yang berkaitan dengan hal tersebut, sehingga jika ada yang mendebat dengan syubuhat tersebut, maka kita dapat menjawabnya. Sehingga semoga kita dapat menjadi sebab hidayah kepada orang yang kita sampaikan.
4. Tidak lupa dan yang tidak kalah pentingnya, kita pun mengetahui maslahat dan mudharat dari penyampaian ilmu ini. Karena tidak setiap ilmu yang kita miliki harus kita sampaikan.

Maka jika ada -Satu saja- Ilmu yang kita miliki dan memenuhi kriteria diatas. Maka sampaikanlah, dan jika kita tidak memenuhi salah satu syarat diatas (atau bahkan tidak memenuhi syarat diatas), maka belajarlah terlebih dahulu. Janganlah semangatmu mendahului ilmumu!
Al-Qosim bin Muhammad berkata, “Termasuk bentuk pemuliaan seseorang terhadap dirinya yaitu ia tidak berkata kecuali sesuatu yang ia telah kuasai ilmunya” (Atsar riwayat Al-Baihaqi dalam Al-Madkhol ila As-Sunan Al-Kubro 1/434 no 805).
Demikian semoga bermanfaat untuk sobat sekalian.

Sumber: Kitab Syekh Siti Jenar